mencari keberkahan



Tadi pagi saya membaca sebuah kultwit dari adik kelas saya tentang keberkahan, rejeki barokah, yang berkaitan dengan rejeki materi tentu saja. Intinya keberkahan rejeki itu marakke ayem, menyebabkan hidup tentram aman dan damai :) kalau ditanya kenapa bisa begitu? ya mungkin kalau mau dijelaskan secara ngawur ala bakul maka penjelasannya : karena rejeki yang kita dapatkan dengan halal, diupayakan dengan pekerjaan yang penuh keikhlasan dan tanpa bumbu ketamakan itu akan membuat hati tidak bergejolak, karena kan hati ini menurut pemikiran saya sudah ditanam program urip dengan genah, nah kalo anda urip dengan rodok slendro atau asal asalan maka anda akan melawan mekanisme hati nurani, melawan mekanisme hati nurani ya bakalan sakit sendiri, babak belur dan remek yang tak berkesudahan, namun kalau anda mau bikin penyangkalan : lha itu kok ada yang hidupnya gak bener tapi kok tenang tenang saja? maka jawaban saya : benar kah tenang? yakin kah tenang? dan kalau ternyata iya memang tenang, bisa jadi kita yang salah mengasumsikan orang tadi dan salah menilai bahwa hidupnya gak bener :)

Tapi saya terus terang ndak mau eker ekeran masalah hati yang bergejolak dan perasaan babak belur karena perbuatan kita yang melawan nurani, berurusan dengan nurani itu berurusan dengan hati, sedangkan hati itu termasuk wilayah hanya kita dan Allah saja yang tahu :) saya lebih ingin membahas tentang istilah dalam bahasa madura yang sering saya dengar dan menjadi doa dari sekian kalimat yang diucapkan oleh kakek nenek maupun orang tua saya setiap saya memohon restu :)

"mander eparengi mora rajekke ban serra' berkat" yang artinya semoga diparingi atau diberikan kelimpahan rejeki awet barokah :)

Dalam doa doa orang madura, mendoakan hanya kelimpahan rejeki itu rasanya tidak lengkap, karena rejeki yang bersifat materi tidak hanya dimohonkan kelimpahannya, melainkan juga serra' berkat... "serra' berkat" dapat diterjemahkan sebagai awet dan barokah, setahu saya dan maaf kalau saya salah, "serra' berkat" akan berlawanan dengan kata "taras" dimana taras sendiri dapat diartikan sebagai "harta yang lenyap entah jadi apa, dan tidak membawa manfaat"

belajar dari apa yang sering diucapkan oleh orang tua saya dan kakek nenek saya pun leluhur saya, rejeki yang diharap itu bukan dari kuantitasnya, melainkan kepada keberkahannya, kalau mau ekstrem dikatakan : ya rejeki sedikit asal barokah itu baik, karena meskipun sedikit namun ia membawa ketenangan dan juga mendatangkan manfaat bagi orang yang mendapatkan dan termasuk orang disekitarnya, meskipun ya lebih baik lagi jika rejekinya banyak dan barokah :) sehingga cakupan manfaatnya bisa lebih luas :) kurang lebih begitu :)

maka bisa di simpulkan bahwa memang yang terbaik adalah mencari rejeki dengan usaha yang benar di jalan yang benar dan membelanjakannya juga dengan cara cara yang benar :) saya pikir saya ndak perlu menjelaskan tentang "cara yang benar" disini, karena saya yakin teman teman sekalian sudah lebih mumpuni ketimbang saya :) dan saya yakin teman teman semua termasuk orang yang telah terasah nuraninya sehingga mereka secara otomatis akan menolak hal hal yang tidak sesuai dengan keyakinan masing masing :)

sampai disini dulu ya, semoga ada manfaatnya, dan kalau kurang berkenan ya seperti biasa sepurane sing akeh ya :)